Posts

Bungkam

Diriku kujadikan tumpuan Banyak sekali yang menimpanya Membuatnya runtuh Menangis kesakitan Tidak ada yang menolongnya Hingga dia terdiam  Menunggu ada yang memberikan setengah jiwanya Untuk berkehidupan selanjutnya

Jatuh Sekali Lagi

Dulu indah tapi bukan sekarang Seperti api yang dipadamkan Secara sengaja Secara paksa Banyak sekalia bualan Banyak sekali ajakan Banyak sekali godaan Banyak sekali ancaman Bagiku, hidup seperti ini monoton Tak terarah, seperti tak punya tujuan

Sudah

Beberapa jalan sudah ku tempuh Tapi tetap sama Bergelombang, berbelok, terjal Terkoyak air seperti ingin tenggelam Aku ingat ada isi kepala ribut Disitu aku harus menuntaskan Bagaimana hidup akan jalan Dimana hidup harus dihantam habis-habisan

Yang Purna

Sadarkah? Terbengkalai sekali lagi Aku tak tahu saat ini  Hilang arah Tanpa tujuan  Aku ingin diselamatkan Namun tak ada yang menyelamatkan Bagaimana bisa aku berjuang Jika tak ada kau di medan perang Jika saja semesta bertajuk Aku akan kabarkan  Kepada semua yang kekeringan Aroma wangi telah datang Lalu, beberapa saat Muncul di kepalaku Berbagai aroma pilu Karena hatimu  Tak lagi berpintu

Tapi Aku Berterima Kasih

Kau tahu tanpa adanya pertemuan tak kan pernah ada perasaan yang pernah singgah. Terima kasih telah mengajarkan banyak hal dalam hidup yang monoton ini, dalam hidup yang hanya bermodalkan kaki dan pikiran, dalam hidup yang selalu ingin mencari bahu tuk bersandar. Jiwa-jiwa yang lemah sepertiku selalu gampang dihiraukan, tapi kau tak, sungguh aku juga heran. Tak apa sekarang menjadi seorang jiwa yang berkeliaran sendiri setelah tanpa kau, tapi makna ini tak pernah berubah justru aku telah menjadi pemberani mencari titik temu yang sesungguhnya. Ketika inginku dan inginmu tak menyatu, aku berputar arah mencari kepastian dalam hening. Aku sembunyi demi bertemu dengan titik temu itu, lalu adakah jalan tuk kita telan? Justru tidak. Aku tenggelam di palung cekung, tak bisa ku gapai semuanya. Kau pergi dan menghilang dengan setengah sadarku. Berlalu dan kau tetap dengan janjimu dan ku tetap dengan janjiku :)

Pada Sebuah Kebodohan

Menjadi tak mungkin kiranya Kau yang dulu ku hangatkan kini berubah Kedatanganmu berklamufase menjadi dingin Hanya arogan yang berkumandang Kau tega melihatku tak pasti Membiarkanku tetap berharap pada khayal Meninggalkanku setiap hari dengan sekarung kata Menyaksikan awan cumulus sendirian Sudahlah, terimakasih Kau tak bodoh, hanya saja kau yang cerdik mengombang-ambing diriku.