Posts

Showing posts from 2018

Lelaki Gunung

Kukira kan menjadi pola yang indah Kau dan aku melaju bersama udara Pun angin kan ikut jua Ternyata bukan Salah besarnya saya Hai pria diatas gunung Sampaikan pada edelweis  Aku ingin jadi dia yang tak pernah mati rasa Tetap indah jika dipetik Tetap jadi kenangan walau layu Aku harus mengurangi lajuku Menjadi pelan dan semakin pelan Ku kan ciptakan susunan di diriku Tuk kau jadikanku rumah Walau sementara ku harus diam tuk bahagia selanjutnya

How To Forget

If you want to forget You have to be quiet  and reflect on the words E ven if you see the sky You should be able to think  The sky can be more beautiful than your ex  So you should mark the word  How hard are you targeting H e will not get into your trap

SEMBUNYI

Memang kenyataannya pigmen kulit tak bisa menipu Seperti isi rasa Aku selalu menyaksikan Di sudut lorong kosong kau selalu menghantuiku Inti jiwa memang masih setengah miliknya Kita memang tak pernah senada Hirup segar udara nafasku Kau akan senang, dan ku akan keluar Sekat hati ingin rasanya berada di auramu Jangan kau tanya ku cinta dirimu Oh sungguh ku ingkar 

RUMIT

Makna apalagi yang kau pertandakan semenjak kau memijak tanah. Memakiku dalam diam seakan ku kosong dan tak mengerti. Terus terang saja di hatiku masih teriak akan nama lucumu. Tapi apa yang bisa kuperbuat dibawah lentera senja yang tiba2 muram. Padahal seharusnya senja sangat menyenangiku hari itu, pun akan wajah supernovamu. Tragis memang. Begitu kau luncurkan naungan kata yang bisa membuat jantung ini seakan menciut, sakit. Tapi tiba-tiba uraian yang kau lontarkan kau tarik lagi waktu itu. Jujur, ku ingin ulur sekali lagi. Namun kau tak beri kesempatan, oh miskinnya aku. Berkali-kali sudah ku diperingati oleh kawan sebayaku agar tak terpeleset oleh luka yang sama. Sama perihnya. Cinta memang tak semudah mengedipkan mata, menoleh ke kanan dan kiri. Kini ku yakin dengan bergerak dan menggelincir maju akan bisa mengibaskan semua perkara. Berikan aku terapi ya untuk kau yang akan jadi penerus logikaku tuk belajar menyaring hati lagi. Doaku dalam naunganku kau akan mencariku sampai kau p...

Derai Rindu yang Tak Terbaca

Bukan tentang gerhana lagi yang aku takutkan Bukan tentang satu gelas kopi yang belum aku sruputkan Bukan saja tentang tugas laporan yang belum aku kerjakan Mencoba menghakimi saut logika diri sendiri dengan bara  Getar di relung jiwa menjadikan otakku penuh dengan kata bagaimana Sungguh perasaan yang tak karuan yang ingin ku masa Apalah arti dari kedatangan jika yang kau nyawakan kepadaku hanya lara Fikir sejenak sebelum kau melakukan hal yang diluar frasa Ku bukan takut Nanti aku jelaskan Sini kudekap Nanti kupeluk manja

Realistis Saja

Sungguh aku sangat suka dengan lelaki yang selalu tancap dalam membaur koneksi ide. Pria yang tak bungkam ketika aku mencurahkan segala hal yang membuatnya membalas kata yang bersahaja. Aku pernah mempunyai mimpi yang bahkan mimpiku sampai detik ini masih terlintas jelas. Mimpiku dimana aku ingin sekali berbicara empat mata dengan pria yang cakap dalam menangkap kata, kritis dalam berbicara serta tak banyak dalam hal penuntutan. Sungguh pria seperti itu memang banyak diidolakan dengan remaja sebaya yang sebagaimana mestinya. Hai hidup, realistis saja pada akhirnya ku akan memilah pria untuk masa depanku selanjutnya, yang bukan saja harus sesuai dengan kriteriaku dan impianku semata. Semua kembali lagi dengan asa yang harus ku masa, dia tak harus melulu begitu tapi dia harus sesuai dengan kriteria orang tua yang dimana untuk mencapai surga kuncinya hanya disitu saja. 

BAPER?

Membiarkan lara ini tak kunjung kau sembuhkan Kau terus tuai dengan air raksa yang menyakitkan Aku selalu melihat keluar sebentar untuk menyejukkan Tapi tetap saja hal fatal tak kunjung bungkam Hai, dimanakah larimu yang kukejar hingga ke selatan Omong kosong selalu kau katakan bahkan kau janjikan Kata-kata yang indah dengan irama musik klasik yang dipadukan dengan gitar Hingga kau mampu menembak fikiranku dengan senar Sudah, cukup, santai saja ini waktunya untuk berirama sebentar Esok akan ku jaga perasaan seperti yang kau katakan agar tak buyar

NOSTALGIA BEGITU SAJA

Cara yang sangat asik untuk digambarkan Hanya dengan mengucap satu kata bisa membuat riang Pribadimu, sifat yang menjadikanku meledak-ledak  Berbaring di ranjang sembari membayangkan Raut wajah yang kau tunjukkan kala itu memang seru Walaupun semesta dulu pernah menjadi saksi Tak kupungkiri jurang perpisahan sudah di depan diri Selamat tinggal masa manis yang penuh dengan gula Semoga gingsul yang kau punya selalu menyirami mawar layu merah muda